Sabtu, 02 November 2024

10 hal agar terhindar dari kekafiran dalam Qur'an

 Al-Qur'an memberikan berbagai petunjuk dan cara untuk menghindari kekafiran. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil berdasarkan ajaran dalam Al-Qur'an:


1. Mendalami Iman dan Keyakinan


Dalam Surah Al-Baqarah (2:177), Allah menjelaskan bahwa iman yang benar meliputi kepercayaan kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab-kitab-Nya, dan para nabi. Memahami dan merenungkan rukun iman ini adalah langkah pertama untuk menghindari kekafiran.




2. Menjaga Shalat dan Ibadah


Dalam Surah Al-Baqarah (2:43), Allah berfirman: "Dan dirikanlah shalat dan bayarlah zakat..."


Melaksanakan shalat secara rutin dan menunaikan ibadah lainnya dengan khusyuk dapat memperkuat iman dan menjauhkan diri dari kekafiran.




3. Bersyukur atas Nikmat Allah


Dalam Surah Ibrahim (14:7): "Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."


Selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah, baik dalam keadaan suka maupun duka, untuk menghindari sikap ingkar.




4. Mengingat Allah dan Berdoa


Dalam Surah Ar-Ra'd (13:28): "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang."


Melakukan dzikir dan berdoa secara rutin untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan menjauhkan diri dari keraguan.




5. Berusaha untuk Beramal Shaleh


Dalam Surah Al-Baqarah (2:25): "Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih..."


Melakukan amal baik sebagai wujud nyata dari keimanan yang dapat membantu menambah keimanan dan menghindarkan diri dari kekafiran.




6. Menghindari Teman yang Buruk


Dalam Surah Al-Furqan (25:27-29), Allah memperingatkan tentang bahaya mengikuti teman-teman yang buruk yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kekafiran.


Pilihlah teman yang baik dan dapat mengingatkan kita kepada Allah.




7. Mempelajari Al-Qur'an


Dalam Surah Al-Isra (17:9): "Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus..."


Membaca dan mempelajari Al-Qur'an secara rutin untuk memahami ajaran Islam dan menghindari penyimpangan dari kebenaran.




8. Berdoa Memohon Perlindungan dari Kekafiran


Dalam Surah Al-Baqarah (2:286): "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."


Memohon kepada Allah untuk menjaga iman kita dan melindungi dari kekafiran dalam setiap doa.




9. Menerima dan Mengamalkan Petunjuk Allah


Dalam Surah Al-Mumtahanah (60:8): "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu."


Mengamalkan ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya sebagai panduan hidup agar tetap berada di jalan yang benar.




10. Menghindari Perbuatan Syirik


Dalam Surah An-Nisa (4:48): "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni orang yang mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun..."


Memastikan bahwa kita tidak terjerumus dalam perbuatan syirik, yang merupakan bentuk kekafiran yang paling besar.





Dengan menerapkan petunjuk-petunjuk di atas, seseorang dapat berusaha untuk memperkuat iman dan menghindari kekafiran dalam hidup sehari-hari.


10 menghindari munafiq dalam Qur'an

 Al-Qur'an memberikan beberapa petunjuk dan cara untuk menghindari sifat munafik. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil berdasarkan ajaran dalam Al-Qur'an:


1. Konsisten dalam Iman dan Amal


Dalam Surah Al-Baqarah (2:177): "Kebaikan itu bukan hanya menghadapkan wajahmu ke timur dan barat, tetapi kebaikan itu adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab, dan nabi-nabi..."


Konsistensi antara iman dan amal adalah kunci untuk menghindari kemunafikan. Mukmin harus memastikan bahwa perkataan dan perbuatan mereka selaras dengan ajaran Islam.




2. Menghindari Kebohongan


Dalam Surah Al-Anfal (8:55): "Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, mereka tidak beriman."


Berusaha untuk selalu berkata jujur dan menghindari kebohongan dalam setiap situasi. Kejujuran merupakan ciri utama orang beriman yang harus dijunjung tinggi.




3. Bersikap Ikhlas dalam Beribadah


Dalam Surah Al-Bayyinah (98:5): "Dan mereka tidak diperintahkan kecuali agar menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya."


Melakukan segala ibadah dengan penuh keikhlasan hanya untuk mendapatkan ridha Allah, bukan untuk pamer atau dilihat orang lain.




4. Bersabar dan Tawakal


Dalam Surah Al-Baqarah (2:153): "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."


Menghadapi ujian dan tantangan hidup dengan sabar dan tawakal kepada Allah. Kesabaran membantu menghindari sifat munafik yang cenderung untuk berputus asa.




5. Berusaha Menjaga Amanah


Dalam Surah An-Nisa (4:58): "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya..."


Menjaga kepercayaan dan amanah yang diberikan kepada kita, karena pengkhianatan adalah salah satu ciri orang munafik.




6. Menghindari Perbuatan yang Mengundang Fitnah


Dalam Surah Al-Hujurat (49:11-12): "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain..."


Menjauhi perilaku yang dapat memicu perpecahan atau fitnah di antara sesama, karena hal ini bisa mengarah kepada sifat munafik.




7. Meningkatkan Pengetahuan Agama


Dalam Surah Al-Mujadila (58:11): "Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..."


Mempelajari agama dengan baik dapat membantu kita memahami hakikat iman dan menjauhi sifat-sifat munafik.




8. Bermuhasabah Diri


Dalam Surah Al-Hashr (59:18): "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah ia kerjakan untuk hari esok."


Melakukan introspeksi dan evaluasi diri secara berkala untuk mengetahui apakah perilaku kita selaras dengan iman kita.




9. Berdoa Memohon Perlindungan kepada Allah


Dalam Surah Al-Furqan (25:74): "Dan orang-orang yang berkata: 'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan yang menyenangkan hati (kami)..."


Selalu memohon kepada Allah untuk diberikan keimanan yang kuat dan dijauhkan dari sifat munafik.




10. Mencintai dan Menjalin Hubungan Baik dengan Mukmin Lain


Dalam Surah Al-Hujurat (49:10): "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara..."


Membangun hubungan baik dengan sesama mukmin dan berusaha untuk saling mendukung dalam iman dapat memperkuat keimanan dan menjauhkan dari kemunafikan.





Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk di atas, kita dapat berusaha untuk menghindari sifat munafik dan memperkuat keimanan kita kepada Allah SWT.

Sumber cahtgpt

10 ciri Mukmin dalam hadits

 Hadits juga menjelaskan berbagai ciri dan sifat orang mukmin yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa ciri mukmin menurut hadits:


1. Keimanan yang Kuat


Nabi Muhammad SAW bersabda: "Iman itu adalah suatu yang berkarakter, yang terpancar dari hati dan dapat dilihat dari amal perbuatan."


Mukmin yang sejati memiliki iman yang kuat yang tercermin dalam perilaku dan amalannya.




2. Melaksanakan Shalat dengan Khusyuk


Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Kunci surga itu ada pada shalat."


Mukmin menjaga shalatnya dan melaksanakannya dengan khusyuk, memahami makna dari setiap gerakan dan doanya.




3. Sabar dan Bersyukur


Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Seluruh urusannya adalah kebaikan, dan itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang mukmin. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, dan itu adalah kebaikan baginya. Jika ia tertimpa kesulitan, ia bersabar, dan itu juga kebaikan baginya." (HR. Muslim)


Mukmin selalu bersikap sabar dalam menghadapi ujian dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.




4. Beriman kepada Takdir


Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, tetapi pada keduanya ada kebaikan. Bersemangatlah dalam perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu lemah. Jika sesuatu menimpamu, janganlah kamu berkata: 'Seandainya aku melakukan ini atau itu,' tetapi katakanlah: 'Ini adalah takdir Allah, dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.'"


Mukmin menerima segala ketentuan Allah dengan lapang dada.




5. Menjaga Hubungan dengan Sesama


Nabi Muhammad SAW bersabda: "Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya, dan sebaik-baik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya." (HR. Tirmidzi)


Mukmin berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan sesama, terutama dengan keluarga.




6. Menghindari Dusta dan Khianat


Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Tanda munafik itu ada tiga: jika ia berbicara, ia berdusta; jika ia berjanji, ia ingkar; dan jika ia dipercaya, ia berkhianat."


Mukmin selalu berkata jujur dan amanah dalam setiap tindakan.




7. Mencintai dan Membantu Sesama Mukmin


Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri."


Mukmin memiliki rasa cinta dan kepedulian terhadap sesama, serta siap membantu mereka yang membutuhkan.




8. Beramal Soleh dan Melakukan Kebaikan


Nabi Muhammad SAW bersabda: "Setiap amal yang baik adalah sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim)


Mukmin berusaha untuk beramal shaleh dalam setiap kesempatan dan melakukan kebaikan kepada orang lain.




9. Berusaha untuk Mengetahui Ilmu Agama


Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda: "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap Muslim."


Mukmin berusaha untuk meningkatkan pengetahuan agama dan memahami ajaran Islam dengan baik.




10. Berdoa dan Memohon kepada Allah


Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Doa adalah ibadah."


Mukmin selalu berdoa dan memohon kepada Allah dalam setiap keadaan, menyadari bahwa Allah adalah sumber segala pertolongan.





Dengan memahami ciri-ciri ini, seorang mukmin dapat berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman serta amal perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber ChatGpt

10 ciri kafir dalam Qur'an

 Al-Qur'an menjelaskan beberapa ciri dan karakteristik orang kafir, yang merupakan individu yang menolak atau tidak percaya kepada Allah dan ajaran-Nya. Berikut adalah beberapa ciri orang kafir yang disebutkan dalam Al-Qur'an:


1. Menolak Keberadaan Allah


Dalam Surah Al-Mu’minun (23:13-14), Allah menggambarkan orang kafir sebagai yang tidak mengakui penciptaan-Nya. Mereka tidak percaya pada kekuasaan dan kebesaran Allah.




2. Mendustakan Kenabian dan Wahyu


Surah Al-Anfal (8:55) menyebutkan: "Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, mereka tidak beriman."


Orang kafir sering kali menolak ajaran dan wahyu yang dibawa oleh para nabi, serta tidak mengakui kebenaran yang dibawa oleh mereka.




3. Tidak Meyakini Hari Kiamat


Dalam Surah Al-Nazi'at (79:10-11): "Dan adapun orang yang mendustakan dan berpaling, maka Allah akan menghukumnya dengan siksa yang sangat berat."


Mereka tidak percaya akan adanya kehidupan setelah mati dan hari pembalasan.




4. Menyembah Sesuatu Selain Allah


Surah Al-Baqarah (2:22): "Dialah yang menjadikan bagi kamu bumi itu sebagai hamparan dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air dari langit, lalu menghasilkan dengan air itu buah-buahan sebagai rezeki bagimu, maka janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui."


Orang kafir sering menyembah berhala atau makhluk lain sebagai tandingan bagi Allah, meskipun mereka tahu bahwa hanya Allah yang berhak disembah.




5. Memperolok-olok Agama dan Orang Beriman


Dalam Surah Al-Baqarah (2:14): "Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: 'Kami telah beriman.' Tetapi apabila mereka berada di antara mereka, mereka mengatakan: 'Mengapa Allah menjadikan perumpamaan ini?'"


Mereka sering kali mengejek dan merendahkan agama dan orang-orang beriman.




6. Kikir dan Tidak Dermawan


Surah Al-Baqarah (2:267-268): "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian yang baik dari apa yang kamu peroleh..."


Orang kafir cenderung kikir dan tidak bersedia untuk berbagi rezeki mereka.




7. Berbuat Kerusakan di Muka Bumi


Dalam Surah Al-Baqarah (2:11-12): "Dan bila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,' mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.'"


Mereka sering kali berpura-pura baik, padahal tindakan mereka justru merusak.




8. Bersikap Angkuh dan Sombong


Surah Al-A'raf (7:146): "Aku akan memalingkan dari tanda-tandaKu orang-orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar."


Orang kafir biasanya menunjukkan sifat sombong dan tidak mau menerima kebenaran.




9. Tidak Menerima Petunjuk Allah


Dalam Surah Al-Mulk (67:10): "Dan jika mereka ditanya: 'Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?' Mereka pasti menjawab: 'Allah.' Namun mereka tetap kafir."


Meskipun mereka tahu bahwa Allah adalah pencipta, mereka tetap menolak untuk mengikuti petunjuk-Nya.




10. Ragu dan Bimbang dalam Keputusan


Surah Al-Hajj (22:11): "Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah dengan keraguan. Maka jika dia memperoleh kebaikan, dia merasa puas, tetapi jika dia ditimpa sesuatu, dia berpaling ke belakang."


Sikap ragu-ragu dan tidak konsisten dalam keyakinan adalah ciri khas orang kafir.





Dengan memahami ciri-ciri ini, kita dapat lebih waspada terhadap sifat-sifat yang bertentangan dengan iman dan berusaha untuk memperkuat keyakinan kita kepada Allah dan ajaran-Nya.

Sumber:ChatGpt

10 ciri mukmin dalam Qur'an

 Al-Qur'an menggambarkan berbagai ciri dan sifat orang mukmin (yang beriman) sebagai pedoman bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa ciri-ciri mukmin yang disebutkan dalam Al-Qur'an:


1. Beriman kepada Allah dan Hari Akhir


Dalam Surah Al-Baqarah (2:177): "Bukanlah yang disebut kebaikan itu hanya menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebaikan itu adalah barang siapa yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab, dan nabi-nabi..."


Mukmin percaya kepada Allah, hari kiamat, dan semua rukun iman lainnya.




2. Melaksanakan Shalat dan Membayar Zakat


Surah Al-Baqarah (2:43): "Dan dirikanlah shalat dan bayarlah zakat..."


Salah satu tanda keimanan adalah menjalankan ibadah shalat dan menunaikan zakat secara konsisten.




3. Berbuat Baik dan Bersikap Dermawan


Dalam Surah Al-Baqarah (2:261): "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh butir."


Mukmin diajarkan untuk selalu berbuat baik dan bersikap dermawan kepada sesama.




4. Sabar dalam Menghadapi Ujian


Dalam Surah Al-Baqarah (2:153): "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."


Sifat sabar adalah ciri penting yang membedakan mukmin, terutama saat menghadapi kesulitan atau ujian dalam hidup.




5. Bersyukur atas Nikmat Allah


Dalam Surah Ibrahim (14:7): "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah berat.'"


Mukmin selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, baik dalam keadaan suka maupun duka.




6. Menghindari Perbuatan Dosa dan Keburukan


Dalam Surah Al-Mu’minun (23:1-3): "Sungguh, beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang khusyuk dalam shalatnya dan yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna."


Mukmin berusaha menjauhi perbuatan dosa dan menjaga akhlak serta perilaku yang baik.




7. Mempunyai Keikhlasan dalam Beribadah


Surah Al-Bayyinah (98:5): "Dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya."


Mukmin beribadah dengan penuh keikhlasan hanya untuk mendapatkan ridha Allah.




8. Menghormati Orang Tua dan Menjaga Hubungan Sosial


Dalam Surah Al-Isra (17:23-24): "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tua..."


Mukmin menghargai dan berbuat baik kepada orang tua serta menjaga hubungan baik dengan masyarakat.




9. Mendengarkan dan Mengikuti Petunjuk Allah


Dalam Surah Al-Anfal (8:24): "Wahai orang-orang yang beriman, jawabilah seruan Allah dan Rasul jika dia menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi hidup kepada kamu..."


Mukmin selalu siap untuk mendengarkan dan mengikuti petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya.




10. Berusaha untuk Memperbaiki Diri dan Lingkungan


Dalam Surah Al-Furqan (25:67): "Dan orang-orang yang apabila menghabiskan (hartanya), tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir; dan adalah (perbuatan) itu di tengah-tengah antara yang demikian."


Mukmin berusaha untuk selalu memperbaiki diri dan berkontribusi positif terhadap lingkungan di sekitarnya.





Dengan memahami ciri-ciri ini, seorang mukmin dapat berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman serta amal perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber:ChapGpt


8 ciri munafik dalam qur'an

 Al-Qur'an menyebutkan beberapa ciri-ciri orang munafik yang perlu kita ketahui agar dapat menghindari sifat tersebut dan mewaspadai tanda-tanda kemunafikan. Berikut adalah beberapa ciri utama orang munafik sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an:


1. Berkata Bohong dan Mengingkari Janji


Dalam Surah Al-Baqarah (2:8-10): "Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,' padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar."


Orang munafik sering berbohong dan tidak konsisten antara perkataan dan perbuatan.




2. Mengkhianati Amanah


Allah berfirman dalam Surah An-Nisa (4:107): "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa."


Orang munafik sering mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya dan tidak memegang amanah.




3. Malas Beribadah dan Riak dalam Ibadah


Dalam Surah An-Nisa (4:142): "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali."


Orang munafik cenderung malas dalam beribadah dan melakukan ibadah bukan karena Allah, tetapi hanya untuk dilihat orang lain.




4. Suka Membuat Kerusakan di Muka Bumi


Dalam Surah Al-Baqarah (2:11-12): "Dan bila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,' mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.' Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar."


Mereka sering berpura-pura memperbaiki keadaan, tetapi justru melakukan perbuatan yang merusak.




5. Bimbang dan Tidak Konsisten dalam Keimanan


Dalam Surah An-Nisa (4:143): "Mereka dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir); tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak pula kepada golongan itu (orang-orang kafir)."


Orang munafik sering tidak teguh dan tidak memiliki pendirian yang jelas, cenderung ragu-ragu antara iman dan kekafiran.




6. Takut Terhadap Kesulitan atau Kekalahan


Surah Al-Munafiqun (63:4): "Mereka (orang munafik) mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka."


Orang munafik cenderung penakut dan mudah terganggu oleh sesuatu yang dianggap mengancam kepentingan diri mereka.




7. Memalingkan Diri dari Perintah Allah dan Rasul-Nya


Dalam Surah An-Nur (24:47): "Dan mereka berkata: 'Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul serta kami menaati (keduanya).' Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, dan mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman."


Mereka sering tidak taat pada perintah Allah dan Rasul-Nya, bahkan ketika mereka mengaku beriman.




8. Menghalangi Orang dari Jalan Allah


Dalam Surah Al-Munafiqun (63:2): "Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah."


Orang munafik sering menggunakan cara-cara tertentu untuk menghalangi orang lain dari mengikuti jalan kebenaran.





Dengan memahami ciri-ciri ini, kita diingatkan untuk menjauhi sifat-sifat tersebut dan berhati-hati terhadap kemunafikan, karena Allah SWT memperingatkan bahwa sifat-sifat ini akan merugikan diri sendiri dan masyarakat.

Sumber : ChatGpt

8 WASIAT ALLAH SWT DALAM QUR'AN

 Dalam Al-Qur'an, Allah SWT memberikan banyak pesan, petunjuk, dan nasihat yang bisa disebut sebagai "wasiat" atau perintah-perintah penting bagi umat manusia. Beberapa di antaranya mencakup:


1. Beriman Kepada Allah dan Tidak Menyekutukan-Nya


Dalam Surah An-Nisa (4:36), Allah berfirman: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun..."


Ini adalah perintah utama dalam Islam yang mengajarkan tauhid atau keesaan Allah.




2. Berbuat Baik Kepada Orang Tua


Surah Luqman (31:14): "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya..."


Allah menekankan pentingnya bakti kepada orang tua sebagai salah satu bentuk pengabdian yang dicintai-Nya.




3. Bersikap Adil dan Menjaga Keadilan


Dalam Surah An-Nahl (16:90): "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberi kepada kaum kerabat..."


Keadilan merupakan nilai yang sangat dihargai dalam Islam dan merupakan perintah yang sering disebutkan dalam Al-Qur'an.




4. Menjaga Shalat


Surah Al-Baqarah (2:238): "Peliharalah segala shalatmu dan (peliharalah) shalat wustha."


Shalat adalah tiang agama, dan Allah memerintahkan umat Islam untuk menjaganya dengan baik.




5. Menjauhi Perbuatan Buruk dan Perbuatan Zina


Dalam Surah Al-Isra' (17:32): "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."


Allah mengingatkan untuk menjauhi perbuatan yang membawa kerusakan moral dan sosial.




6. Bersabar dan Tawakal kepada Allah


Surah Al-Imran (3:200): "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."




7. Menjaga Silaturahmi dan Menghindari Permusuhan


Dalam Surah Al-Hujurat (49:10-12), Allah memerintahkan untuk menjaga persaudaraan dan menghindari prasangka buruk, bergosip, atau saling menghina.




8. Memperhatikan dan Menjaga Lingkungan


Dalam Surah Al-Baqarah (2:205): "...dan Allah tidak menyukai kerusakan."


Allah mengingatkan manusia untuk tidak melakukan perusakan di muka bumi.





Setiap wasiat dalam Al-Qur'an ini bertujuan untuk membimbing manusia agar menjalani kehidupan yang baik, adil, dan penuh berkah, sehingga tercipta keseimbangan di dunia dan persiapan yang baik untuk kehidupan akhirat.

Sumber:"ChatGpt"

5 golongan mendapat siksa

 Dalam Islam, beberapa golongan disebutkan akan mendapat siksa atau ancaman siksa di akhirat karena perbuatan-perbuatan mereka yang melanggar perintah Allah. Berikut adalah lima golongan yang sering disebutkan dalam Al-Quran dan hadits sebagai orang-orang yang mendapatkan siksa jika tidak bertaubat:


1. Orang yang Musyrik (Menyekutukan Allah)


Syirik adalah dosa terbesar dalam Islam, yaitu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain, baik melalui penyembahan berhala, meminta pertolongan kepada selain Allah, atau mempercayai adanya kekuatan selain Allah. Allah menyebutkan bahwa syirik adalah dosa yang tidak diampuni jika seseorang meninggal tanpa bertaubat (QS An-Nisa: 48).



2. Orang yang Munafik


Munafik adalah orang yang secara lahiriah mengaku beriman tetapi dalam hatinya sebenarnya tidak percaya. Mereka berpura-pura mengikuti ajaran Islam tetapi memiliki niat buruk terhadap agama. Dalam Al-Quran, golongan munafik disebut akan berada di tingkatan neraka yang paling bawah karena pengkhianatan dan kedustaan mereka (QS An-Nisa: 145).



3. Orang yang Durhaka kepada Orang Tua


Islam sangat menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua. Durhaka atau tidak menghormati, menyakiti, atau mengabaikan orang tua adalah dosa besar. Rasulullah SAW menyebutkan dalam banyak hadits bahwa sikap durhaka kepada orang tua akan menyebabkan seseorang jauh dari rahmat Allah, baik di dunia maupun di akhirat.



4. Orang yang Suka Memfitnah dan Mengadu Domba


Menyebarkan fitnah atau mengadu domba adalah perbuatan yang merusak persaudaraan dan menimbulkan permusuhan. Dalam Islam, fitnah dianggap lebih buruk dari pembunuhan (QS Al-Baqarah: 191). Rasulullah SAW juga memperingatkan bahwa penyebar fitnah akan mendapat siksa di akhirat.



5. Orang yang Tidak Menunaikan Zakat


Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan oleh setiap Muslim yang mampu. Menolak membayar zakat atau menahan hartanya dari zakat adalah pelanggaran terhadap hak orang-orang yang membutuhkan. Dalam Al-Quran, orang yang enggan menunaikan zakat diancam dengan siksaan yang berat di hari kiamat (QS At-Taubah: 34-35).



Kelima golongan ini mendapatkan ancaman siksa, namun Allah Maha Pengampun. Jika mereka bertaubat dengan sungguh-sungguh, meninggalkan perbuatan tersebut, dan berusaha memperbaiki diri, insyaAllah Allah akan mengampuni dan menerima mereka.


Sabtu, 29 Juni 2024

Larangan Meremehkan Orang Lain


Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. أَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ.


أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْراً مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْراً مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالأَلْقَابِ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْأِيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ


Kerangka materi khotib

Ayat qur’an pertama:


وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ


Artinya, "Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat." (QS Al-Baqarah [2]: 197).


Ayat qur’an Kedua:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْراً مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْراً مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالأَلْقَابِ


Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk." (QS Al-Hujurat [49]: 11).


Ucapan ulama pertama:


Syekh Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa ayat ini merupakan etika setiap orang mukmin dengan orang mukmin lainnya, dan etika setiap mukmin dengan semua manusia secara umum. Dengan kata lain, kita semua tidak diperkenankan meremehkan orang lain, baik yang seagama maupun tidak. Kita tidak diperkenankan meremehkan sesama muslim, karena bisa jadi mereka lebih mulia di sisi Allah swt.


Kita juga tidak diperkenankan meremehkan pemeluk agama lain bukan berarti karena mereka lebih mulia dari umat Islam, tentu tidak demikian. Barometer kemuliaan setiap orang hanyalah ketakwaan. Hanya saja, bisa jadi nasib akhir hayat mereka yang lebih mulia dari kita karena masuk Islam.


Kisah sahabat:


Salah satu contohnya adalah sahabat nabi yang dikenal sangat pemberani, yaitu Sayyidina Umar bin Khattab. Ia merupakan salah satu sahabat yang memiliki masa lalu yang kelam, bahkan sebelum masuk Islam, ia adalah orang yang sangat berambisi untuk membunuh nabi. Namun apa hendak dikata, takdir Allah berkata lain, justru setelah Umar memeluk Islam, ia menjadi sahabat yang sangat dekat dengan nabi dan menjadi kebanggaan umat Islam. Inilah salah satu alasan kenapa kita semua tidak diperkenankan meremehkan pemeluk agama lain.


Ucapan ulama kedua:


Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah memberikan lima tips bagi kita semua agar tidak meremehkan orang lain dalam keadaan seperti apa pun, baik pada yang lebih tua, muda, beda suku dan budaya, beda nasab, bahkan pada non-muslim sekali pun.


Cara pertama, Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa jika kita bertemu dengan orang yang lebih muda, maka katakanlah dalam hati bahwa kemaksiatan dan dosa yang ia lakukan lebih sedikit dari maksiat dan dosa yang pernah kita perbuat, maka sudah pasti dia lebih baik dan lebih mulia dari kita. 

Cara kedua ketika bertemu dengan orang yang lebih tua, maka kita harus yakin bahwa ibadah dan kebaikan yang ia lakukan lebih banyak dari ibadah dan kebaikan kita. Dengan demikian, tentu ia juga lebih baik dan lebih mulia dari kita.

Cara ketiga, ketika melihat orang yang berilmu, maka katakanlah dalam hati bahwa ia sudah mendapatkan kemuliaan dan anugerah dari Allah berupa pengetahuan, dan semua ibadah dan perbuatannya akan berlandaskan ilmu, tentu ia lebih baik dan lebih mulia dari kita. 

Cara keempat yaitu ketika bertemu dengan orang bodoh, maka katakanlah dalam hati bahwa jika ia melakukan kesalahan maka pada hakikatnya kesalahan itu disebabkan ketidaktahuannya, sementara kita melakukan kesalahan disertai pengetahuan, tentu ia juga lebih baik dari kita.


Tidak hanya itu, bahkan

 cara kelima kita juga tidak boleh meremehkan orang yang tidak seagama dengan kita. Caranya adalah ketika kita bertemu dengan mereka, maka katakan dalam hati bahwa tidak ada yang tahu pada akhir hayat setiap orang, bisa jadi ia akan masuk Islam dan semua dosa-dosanya akan diampuni oleh Allah, dan bisa juga kita akan tersesat dan mati dalam keadaan su'ul kahtimah, naudzubillah,


وَإِنْ كَانَ كَافِرًا قُلْتَ: لَا أَدْرِي، عَسَى أَنْ يُسْلَمَ وَيُخْتَمَ لَهُ بِخَيْرِ الْعَمَلِ، وَيَنْسَلَ بِإِسْلَامِهِ مِنَ الذُّنُوْبِ. وَأَمَّا أَنَا - وَالْعِيَاذُ بِاللهِ - فَعَسَى أَنْ يُضِلَّنِي اللهُ فَأَكْفُرُ فَيُخْتَمُ لِي بِشَرِّ الْعَمَلِ فَيَكُوْنُ غَدًا هُوَ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ وَأَنَا مِنَ الْمُبَعَّدِيْنَ


Artinya, "Dan jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah: Aku tidak tahu, bisa jadi ia akan masuk Islam dan mati dalam keadaan husnul khatimah, dengan Islamnya semua dosa-dosanya akan terhapus. Sedangkan aku, bisa saja Allah membuatku tersesat, akhirnya menjadi kafir, kemudian pekerjaanku dicatat sebagai paling jeleknya perbuatan. Maka kelak (di akhirat) dia akan menjadi bagian orang-orang yang istimewa (masuk surga), dan aku akan menjadi bagian orang yang jauh dari Allah (masuk neraka)."


Ayat qur’an Ketiga:


Allah swt berfirman:


يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ


Artinya, "Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan." (QS Al-Muadilah [58]: 11).



أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II


اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ


أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً


اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


(Oleh: Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur)


Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.

Hilangkan Sombong dan Merasa Hebat Sendiri

 Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #9:

Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ وَالْاِحْسَانِ، اَلْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمِ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، اَلْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ، اَلْكَرِيْمِ الَّذِيْ تَأَذَّنَ بِالْمَزِيْدِ لِذَوِي الشُّكْرَانِ. أَحْمَدُهُ حُمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانِ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ


أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ، عَالِمُ الظَّاهِرِ وَمَا انْطَوَى عَلَيْهِ الْجَنَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. صَلَّى اللهُ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا الْاِخْوَانُ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ، بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا

Kerangka materi khotib 

Ayat qur’an pertama:

Al-Qur'an Surat Al-Isra ayat 37:


وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۚ اِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْاَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِبَالَ طُوْلًا


Artinya: "Janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung."


Ayat qur’an kedua:


Bukan hanya satu firman Allah yang menegaskan dan mengingatkan untuk tidak sombong dan merasa paling hebat sendiri. Dalam ayat lain Allah berfirman:


وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ


Artinya: "Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri." (QS: Luqman: 18)


Tafsir kemenang RI:

Dalam Tafsir Kemenag RI disebutkan bahwa ayat ini mengingatkan kita untuk mengedepankan akhlak dan budi pekerti yang baik kepada sesama manusia. Akhlak yang baik ini diwujudkan dengan menjauhi keangkuhan dan sombong, membanggakan diri dan memandang rendah orang lain. Di antara tanda-tanda orang angkuh dan sombong adalah saat berjalan dan bertemu dengan orang lain, ia memalingkan mukanya, tidak mau menegur atau tidak memperlihatkan sikap ramah. Ia menunjukkan sikap angkuhnya, seakan-akan ia yang berkuasa dan yang paling terhormat dan terhebat. Padahal, kita diperintahkan untuk mengedepankan kesederhanaan atau sikap yang wajar, berbicara dengan sopan dan lemah lembut, sehingga orang lain merasa dihargai dan dihormati.


Hadits nabi SAW pertama:


. Dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Mas'ud R.A. disebutkan:


لا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ


Artinya: "Tidak akan masuk surga orang-orang yang dalam hatinya terdapat rasa takabur atau sombong meskipun hanya sekecil biji sawi."


Ayat qur’an ketiga:


Hal ini sesuai dengan sejarah yang menunjukkan bahwa sikap sombonglah yang menjadikan iblis mendapatkan murka dari Allah karena ia tidak mematuhi perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam. Sifat inilah yang mengeluarkan iblis dari surga. Hal ini termaktub dalam QS Al-Baqarah: 34:


وَاِذْ قُلْنَا لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوْٓا اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اَبٰى وَاسْتَكْبَرَۖ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ


Artinya: "(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka, mereka pun sujud, kecuali Iblis. Ia menolaknya dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan kafir."



بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II


اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلَهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمِ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، اَلْمَبْعُوْثِ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ


أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً


اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللهم اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


(Oleh: H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung)


Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.


Berhentilah Berbuat Dzalim kepada Siapa pun

 Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat #3:

Khutbah I


الْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَاتَّبَعَ رِضَاهُ، الْمُنْتَقِمِ مِمَّنْ خَالَفَهُ وَعَصَاهُ، الَّذِى يَعْلَمُ مَا أَظْهَرَهُ الْعَبْدُ وَمَا أَخْفَاهُ، الْمُتَكَفِّلُ بِأَرْزَاقِ عِبَادِهِ فَلاَ يَتْرُكُ أَحَدًا مِنْهُمْ وَلاَيَنْسَاهُ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى مَاأَعْطَاهُ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللهَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي اخْتَارَهُ اللهُ وَاصْطَفَاهُ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ


أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ ، وَتَفَكَّرُوْا فِي نِعَمِ رَبِّكٌمْ وَاشْكُرُوْهُ، وَاذْكُرُوا آلَاءَ اللهِ وَتَحَدَّثُوا بِفَضْلِهِ وَلَا تَكْفُرُوْهُ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، ﴿وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ﴾، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ مُجَابَةٌ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ الْحَبِيْبُ الْكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِيْنَ وَالشّاكِرِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ

Kerangka Materi inti khotbah:


Ayat Qur’an pertama:



أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، ﴿وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ﴾،


Artinya, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).


Ucapan ulama pertama:


Anas bin Malik sebagaimana yang dikutip oleh Syekh Zainudddin al-Malaibari dalam kitab Irsyadul Ibad halaman 80.


  1. Kedzaliman yang tidak akan diampuni oleh Allah adalah kedzaliman berupa kesyirikan atau menyekutukan Allah. Kedzaliman tersebut tidak akan diampuni Allah sehingga benar-benar taubat kepada-Nya serta menghentikan kesyirikannya.

  2. kedzaliman yang akan diampuni Allah yaitu kedzaliman seorang hamba kepada dirinya sendiri akibat maksiat dan perbuatan dosa yang langsung kepada Tuhannya. Itu kedzaliman yang ada harapan diampuni Allah meskipun ia tidak bertaubat selama suka mengerjakan kebaikan. Sebab, perlu diketahui manfaat kebaikan adalah menjadi kafarat atau penebus dosa-dosa kecil yang sudah lalu. Namun, demi harapan yang lebih besar meraih ampunan Allah adalah bertaubat kepada-Nya.

  3. kedzaliman yang ditangguhkan ampunannya yaitu kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia. Nah, itu kedzaliman tidak akan diampuni oleh Allah sehingga orang yang melakukannya meminta maaf kepada orang yang didzaliminya. Sebaliknya, jika ia tidak meminta maaf dan diselesaikan di dunia, maka kedzaliman itu akan jadi hutang di akhirat.


Ucapan ulama kedua:


Sementara kedzaliman yang dilakukan kepada sesama manusia, sebagaimana yang dijelaskan oleh az-Zhauhiri dalam kitab al-Kabair, ada tiga bentuk:

  1.  kedzaliman seorang hamba yang menyangkut harta seperti memakan harta dan hak orang lain;

  2. kedzaliman yang berupa penganiayaan seperti membunuh, memukul, melukai anggota tubuh dan sebagainya;

  3.   kedzaliman yang merusak martabat sesama, seperti menghina, mencaci, menuduh tanpa dasar, membuli, nyinyir, dan sebagainya


Ayat qur’an kedua:


Larangan ketiga bentuk kedzaliman itu sudah ditegaskan Allah dalam Al-Quran:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا


Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa' ['4]: 29).


Ayat qur’an ketiga:



وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ


Artinya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok)," (QS. al-Hujurat [49]: 11).


Penjelasan 1:

Adapun balasan bagi orang yang dzalim dan merampas hak orang lain sudah banyak dijelaskan dalam Al-Quran dan hadis, di antaranya:


Pertama, amal kebaikannya diserahkan kepada orang uang didzalim. Dalam salah satu hadis, Rasulullah saw. menyatakan bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias bangkrut di akhirat. Maksud bangkrut di sini adalah amal-amal kebaikannya habis karena diserahkan kepada orang yang didzalimnya. 


Hadits nabi saw pertama:


Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi yang diterima oleh sahabat Abu Hurairah.


إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصِيَامٍ وَصَلَاةٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ عِرْضَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، فَيُقْعَدُ، فَيَقُصُّ هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَ مَا عَلَيْهِ مِنَ الْخَطَايَا، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ


Artinya, "Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang setelah mencaci kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka ia pun didudukkan. Lalu si ini dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis kebaikan-kebaikannya sebelum melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah kesalahan-kesalahan mereka lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam neraka," (HR. At-Tirmidzi).


Kedua, diberi balasan yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis riwayat Imam Ahmad disebutkan, ketika ada orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat ia akan diberi balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Selanjutnya, tanah itu akan dikalungkan kepadanya hingga hari Kiamat sampai diputuskan perkaranya di antara semua manusia. Demikian seperti yang disabdakan Nabi saw.


Hadits nabi saw kedua:


أَيُّمَا رَجُلٍ ظَلَمَ شِبْرًا مِنَ الْأَرْضِ، كَلَّفَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَحْفِرَهُ حَتَّى يَبْلُغَ آخِرَ سَبْعِ أَرَضِينَ، ثُمَّ يُطَوَّقَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ


Artinya, "Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat serta diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).


Ketiga, diancam dengan doa buruk orang yang didzalim. Ingatlah orang yang didzalim termasuk salah satu di antara tiga golongan yang mustajab doanya, meskipun orang itu termasuk orang jahat atau non-Muslim, sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi saw. yang diterima sahabat Abu Hurairah.


Hadits nabi saw ketiga:


وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ، فَإِنَّ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ مُجَابَةٌ


Artinya, "Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang didzalim itu mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).


Keempat, tuntutan dan persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan masuk neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari segala sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli neraka tidak akan masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pula ahli surga tidak akan masuk surga selama masih memiliki hak pada ahli neraka. 


Hadits nabi saw keempat:

Hal ini seperti yang digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam hadis berikut:


لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، أَنْ يَدْخُلَ النَّارَ، وَلَهُ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَقٌّ، حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ، وَلَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ، وَلِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ عِنْدَهُ حَقٌّ، حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ، حَتَّى اللَّطْمَةُ


Artinya, "Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih memiliki hak pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga, sementara ia masih memiliki hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan perkaranya meskipun bentuk haknya berupa satu tamparan," (HR. Ahmad).



Ayat qur’an keempat:


Pantas Allah berfirman dalam Al-Quran:


فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ


Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia akan melihat (balasan)-nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).


Ayat qur’an kelima:


, "Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak," (QS. Ibrahim [14]: 42).



بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ


Khutbah II


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا .. وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ


اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِوَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَ نَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ


عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


(Oleh: Ustadz M Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat)

sumber


Baca artikel detiksumut, "15+ Contoh Khutbah Jumat Singkat Terbaru Berbagai Tema, Lengkap dengan Doa" selengkapnya https://www.detik.com/sumut/berita/d-6978639/15-contoh-khutbah-jumat-singkat-terbaru-berbagai-tema-lengkap-dengan-doa.