Minggu, 06 Juli 2025

6 Hal dapat memperbaiki kualitas keimanan dan ketakwaan


*Muhammad Idris, Lc.*

https://muslim.or.id/73609-khotbah-jumat-pentingnya-upgrade-iman-di-bulan-ramadan.html

*Khotbah Pertama*

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لَاۧ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ 

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى مَحَمَّدِ نِالْمُجْتَبٰى، وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَهْلِ التُّقٰى وَالْوَفٰى. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى

فَقَالَ اللهُ تَعَالٰى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Ma’asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan Allah.

Mengawali khotbah kali ini, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan para jemaah sekalian agar senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Apalagi di bulan ramadan yang mulia ini.

Harus kita ketahui, keimanan pada hati seorang hamba itu hakikatnya bisa bertambah dan bisa berkurang. Saat seorang hamba melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala, menjalankan perintah Allah Ta’ala, menghidupkan sunah nabi-Nya, serta menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang dan dibenci Allah Ta’ala, maka tentu saja kadar keimanan di hatinya akan bertambah. Sedangkan ketika ia berbuat kemaksiatan, meninggalkan kewajiban, melanggar aturan-aturan Allah, maka tentu saja semua hal itu akan mengurangi kadar keimanan di hatinya.

Salah dan keliru, bila ada yang mengatakan “yang penting isi hatinya” dengan meyakini bahwasanya kemaksiatan tidak akan mengurangi dan mempengaruhi keimanannya. Padahal Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا

_“Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya).” (QS. Al-Anfal: 2)_

وَيَزْدَادَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِيمَٰنًا

_“Supaya orang yang beriman bertambah imannya.” (QS. Al-Mudatstsir: 31)_

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ فِى قُلُوبِ ٱلْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوٓا۟ إِيمَٰنًا مَّعَ إِيمَٰنِهِمْ

_“Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).” (QS. Al-Fath: 4)_

Di dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ بَابًا فَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَأَرْفَعُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ »

_Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh sekian pintu. Yang paling rendah dari iman adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Yang paling tinggi adalah kalimat laa ilaha illallah.” (HR. Muslim no. 35 dan Tirmidzi no. 2614)_

Karena dinyatakan dalam hadis bahwa iman itu ada yang rendah dan ada yang tinggi, hal ini menunjukkan bahwa iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang.

Ma’asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dirahmati Allah Ta’ala.

Kondisi keimanan hamba yang naik dan turun ini bahkan terjadi juga di bulan Ramadan yang mulia ini. Terlebih lagi ketika seorang hamba hanya menjadikan Ramadan sebagai rutinitas tahunan yang perlu ia lalui saja, atau bisa jadi karena Ramadan ini sudah sering ia rasakan akhirnya membuat dirinya merasa bosan dan kosong. Kondisi inilah yang menjadikan keimanannya melemah serta berkurang. Kendornya semangat dalam beramal ini semakin terlihat jelas ketika sudah memasuki pertengahan Ramadan, di mana masjid-masjid mulai sepi dari jemaah salat wajib, Al-Quran mulai jarang dibuka, dan pasar-pasar serta mal-mal mulai penuh dipadati pembeli.

Oleh karenanya, dalam kondisi seperti ini seorang hamba perlu memperhatikan hal-hal yang dapat mengembalikan semangatnya dalam ibadah serta menambah kadar keimanannya kepada Allah Ta’ala.

Jemaah Salat Jumat yang dicintai Allah.

*Berikut ini adalah 6 hal yang insyaAllah akan memperbaiki kualitas keimanan dan ketakwaan kita, terutama di bulan Ramadan.*

*Pertama, mengenal lebih dekat Rabb yang kita sembah.*

Hal ini harus kita dahulukan dari yang lain, dan tentunya harus kita lakukan dengan cara yang benar dan sesuai syariat. Oleh karenanya, proses mengenal Allah serta takut kepada-Nya hanya bisa dicapai dengan belajar dan menuntut ilmu. Karena berilmu merupakan kunci dari munculnya rasa takut kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ

_“Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama.” (QS. Fatir: 28)_

*Kedua, hidup bersama Al-Qur’an.*

Tidak hanya sekedar membaca saja, cobalah sembari menadaburinya dan menghayati maknanya. Karena hal ini merupakan salah satu sifat orang mukmin yang diterangkan oleh Allah Ta’ala,

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا

_“Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya.” (QS. Al-Anfal:3)_

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, _“Membaca suatu ayat dengan disertai penghayatan dan pemahaman itu jauh lebih baik dari sekedar mengkhatamkan tanpa disertai penghayatan dan pemahaman, serta lebih bermanfaat untuk hati dan lebih ampuh di dalam menambah keimanan dan merasakan lezatnya Al-Qur’an.”_

*Ketiga, selalu mengingat Allah di setiap keadaan.*

Senantiasa menjadikan lisan kita berzikir kepada Allah Ta’ala, meminta ampun kepada-Nya, bertasbih kepada-Nya di setiap keadaan. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكر ربه مثل الحي والميت

_“Perumpamaan orang yang mengingat Tuhannya (berzikir) dengan orang yang tidak mengingat Tuhannya seperti orang yang hidup dengan yang mati.” (HR. Bukhari no. 6407 dan Muslim no. 779)_

*Keempat, menyelesihi hawa nafsu dengan cara mendahulukan apa-apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.*

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

ثلاث من كنَّ فيه وجد حلاوة الإيمان: أن يكون الله ورسوله أحب إليه مما سواهما، وأن يحب المرء لا يحبه إلا لله، وأن يكره أن يعود في الكفر كما يكره أن يقذف في النار

_“Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (Yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana ia benci jika dilempar ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari no. 16, Muslim no. 43 dan Tirmidzi no. 2624)_

*Kelima, bersemangat di dalam menghadiri majelis ilmu di mana di dalamnya digunakan untuk mengingat Allah Ta’ala.*


Bila belum mampu, maka selektiflah di dalam berteman, pilihlah teman-teman yang saleh, teman yang senantiasa mengingatkanmu akan Allah Ta’ala karena ini merupakan kebiasaan para sahabat. Contoh saja Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ketika beliau duduk-duduk dengan salah satu sahabatnya, ia akan berkata, _“Duduklah bersama kami untuk (memperbarui) iman walau hanya sebentar.” Sesungguhnya teman itu sebagaimana yang sering dikatakan adalah “penarik”._

Seorang penyair juga pernah berkata,

عن المرء لا تسأل وسل عن قرينه.. فكل قرين بالمقارن يقتدي

_“Tentang seseorang jangan tanya (siapa dia), tetapi tanyalah siapa temannya. Maka setiap teman akan mengikuti orang yang dia temani.”_

*Keenam, dan yang terakhir, bersemangatlah di dalam melakukan ketaatan serta menjauhkan diri dari kemaksiatan serta tidak lupa terus-menerus berdoa dan bergantung kepada Allah Ta’ala.*


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda yang artinya, _“Fitnah akan dihamparkan ke hati seperti tikar dihamparkan sehelai demi sehelai. Hati mana saja yang menyelaminya, maka akan berbekas titik hitam padanya. Dan hati mana saja yang mengingkarinya, maka akan berbekas titik putih. Sehingga keadaan hati menjadi dua bagian. Putih seperti batu yang licin yang tidak terpengaruh oleh fitnah selama ada langit dan bumi, sedangkan hati yang satu lagi hitam berdebu seperti cangkir yang terbalik. (Akibatnya ia) tidak mengenal yang makruf dan tidak mengingkari yang mungkar, selain yang diserap hawa nafsunya.” (HR. Muslim no. 144)_

Semoga Allah Ta’ala senantiasa menjaga keistikamahan kita di dalam beramal, menjadikan bulan Ramadan kali ini sebagai perbaikan diri kita, bukan hanya untuk bulan Ramadan ini saja, namun berkelanjutan hingga ajal menjemput kita.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

*Khotbah Kedua*

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ،

فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،

اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

*Penulis: Muhammad Idris, Lc.*

*Artikel: Muslim.or.id*

*Sumber:* https://muslim.or.id/73609-khotbah-jumat-pentingnya-upgrade-iman-di-bulan-ramadan.html

*Copyright © 2025 muslim.or.id*

Senin, 21 April 2025

Apakah musibah kebencanaan bukan dari Allah..?

 Baik Ustadz, berikut saya siapkan penjelasan lengkap dan terstruktur dengan ayat Al-Qur’an, hadits Nabi ﷺ, dan penjelasan akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah tentang Musibah Kebencanaan dan Hubungannya dengan Kehendak Allah.


🕌 Tema: Musibah Kebencanaan Bukan dari Allah SWT?

Pertanyaan ini sering muncul: apakah bencana itu dari Allah, atau bukan?

Jawabannya dalam Islam membutuhkan kedalaman pemahaman tentang takdir, sebab segala sesuatu terjadi dengan izin Allah, namun tidak semua diinginkan oleh Allah secara kecintaan (mahabbah), walau terjadi dengan kehendak (masyi’ah) dan izin-Nya.


📖 1. Semua yang Terjadi di Dunia adalah dengan Izin Allah

        مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah...”
(QS. At-Taghabun: 11)

➡️ Penjelasan:
Segala bencana alam, gempa, banjir, dan lainnya tidak terjadi di luar kendali Allah. Semuanya terjadi karena kehendak dan izin-Nya, namun tidak selalu berarti Allah mencintainya.


📖 2. Bencana Bisa Jadi Ujian atau Teguran

        وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)

➡️ Penjelasan:
Sebagian bencana adalah ujian keimanan, bukan karena Allah benci. Tujuannya agar manusia kembali mengingat-Nya dan bersabar. 


📖 3. Sebagian Musibah Adalah Akibat Perbuatan Manusia

            ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

 

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).”
(QS. Ar-Rum: 41)

➡️ Penjelasan:
Sebagian bencana adalah akibat kerusakan yang dibuat oleh manusia sendiri, seperti deforestasi, pembangunan liar, pencemaran, dan sebagainya.


📖 4. Allah Tidak Menzalimi Hambanya


            إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَٰكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Dan sekali-kali Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi diri mereka sendiri.”
(QS. Yunus: 44)

➡️ Penjelasan:
Allah tidak menciptakan bencana untuk menyiksa manusia tanpa sebab. Justru manusia sendirilah yang sering menzalim diri mereka melalui perbuatan dosa, kesombongan, dan kelalaian.


📖 5. Hadits Tentang Musibah Sebagai Penghapus Dosa

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu kelelahan, penyakit, kesedihan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.”
(HR. Bukhari no. 5641, Muslim no. 2572)

➡️ Penjelasan:
Bencana bisa jadi penghapus dosa dan pengangkat derajat, selama seseorang bersabar dan tidak berburuk sangka kepada Allah.


📌 Kesimpulan Aqidah Ahlus Sunnah

  • Bencana terjadi atas izin Allah (takdir), namun tidak berarti Allah mencintai kerusakan.

  • Bencana bisa sebagai ujian, teguran, atau akibat ulah manusia.

  • Allah Maha Adil dan tidak menzalimi.

  • Musibah bisa jadi sebab ampunan dan rahmat.


Kesalahan yang Harus Dihindari

  • Mengatakan bahwa bencana di luar kehendak AllahIni bertentangan dengan iman kepada takdir.

  • Menuduh Allah “tidak sayang” atau “zalim” karena ada musibah ➜ Ini su’uzhan (buruk sangka) dan bisa membawa kepada kekufuran.s


sumber:chatgpt

4 bukti bahwa Islam membenci kekerasan dan peperangan

Islam sebagai agama rahmat sangat membenci kekerasan dan peperangan, dan hanya membenarkannya dalam kondisi sangat terbatas, seperti membela diri, menegakkan keadilan, atau melindungi umat yang tertindas. Islam mengedepankan perdamaian, kasih sayang, dan keadilan dalam segala situasi.

Berikut ini adalah penjelasan lengkap beserta ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi ﷺ secara detail dan komprehensif:


🔹 Islam Membenci Kekerasan

📖 1. Islam Mengutus Nabi sebagai Rahmat

            وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
        "Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh
           alam."

(QS. Al-Anbiya: 107)

➡️ Islam adalah rahmat, bukan bencana. Misi Rasulullah ﷺ adalah menyebarkan kasih sayang, bukan kekerasan.


📖 2. Islam Melarang Melampaui Batas (Agresi)

            وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
(QS. Al-Baqarah: 190)

➡️ Bahkan saat perang pun, Islam melarang berbuat zalim atau berlebihan, apalagi memulai peperangan tanpa sebab yang sah.


📖 3. Islam Mengutamakan Perdamaian


            وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

"Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
(QS. Al-Anfal: 61)

➡️ Jika pihak lawan ingin berdamai, Muslim diperintahkan menerima damai dan tidak melanjutkan permusuhan.


📖 4. Membunuh Satu Nyawa Seperti Membunuh Seluruh Manusia


            مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ

"Barang siapa membunuh seorang manusia bukan karena (dia membunuh) orang lain atau membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia..."
(QS. Al-Ma'idah: 32)

➡️ Pembunuhan tanpa hak (kekerasan yang tidak dibenarkan) adalah dosa besar yang sangat dibenci dalam Islam.


🔹 Hadits-Hadits Nabi ﷺ tentang Larangan Kekerasan

🕊️ 1. Nabi ﷺ Melarang Membunuh Wanita dan Anak-anak

"Janganlah kalian membunuh wanita, anak-anak, orang tua, dan para pendeta di biara."

(HR. Abu Dawud no. 2614, hadits shahih)

➡️ Dalam peperangan pun, Islam tetap menjaga kemanusiaan. Kekerasan terhadap yang tidak bersalah sangat dilarang.


🕊️ 2. Nabi ﷺ Tidak Pernah Memulai Peperangan

"Rasulullah ﷺ tidak pernah memulai peperangan, kecuali setelah berdakwah dan memberi kesempatan kepada lawan untuk berdamai atau menerima Islam."
(Diriwayatkan dalam Sirah Nabawiyah dan Kitab al-Maghazi)

➡️ Peperangan bukan tujuan, tetapi jalan terakhir jika semua cara damai sudah ditempuh.


🕊️ 3. Kekerasan Menunjukkan Hati yang Keras

"Orang yang kuat bukanlah yang menang dalam gulat, tetapi yang kuat adalah yang mampu menahan amarahnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

➡️ Kekerasan sering muncul dari nafsu dan kemarahan, bukan dari kekuatan iman.


🔹 Kesimpulan Penting

PrinsipPenjelasan
Islam adalah RahmatQS. Al-Anbiya: 107
Dilarang Memulai KekerasanQS. Al-Baqarah: 190
Perdamaian DiutamakanQS. Al-Anfal: 61
Pembunuhan Tanpa Hak = Dosa BesarQS. Al-Ma’idah: 32
Nabi ﷺ Melarang Kekerasan BerlebihanHR. Abu Dawud, Bukhari, Muslim

📌 Penutup

Islam bukan agama kekerasan. Justru Islam datang untuk menghapus kezaliman, menegakkan perdamaian, dan membina kasih sayang antar manusia. Kekerasan hanya dibolehkan dalam kondisi darurat, membela diri, dan dengan syarat-syarat ketat, serta harus tetap menjaga nilai kemanusiaan.

Kalau antum mau, saya bisa bantu buatkan ini dalam bentuk slide presentasi dakwah, infografis, atau artikel siap cetak. Tinggal bilang aja ya!

Minggu, 20 April 2025

7 Hal mendatangkan kesulitan hidup

ChatGPT bilang:

Berikut ini adalah 7 hal yang dapat mendatangkan kesulitan dalam hidup, lengkap dengan dalil Al-Qur'an dan hadits secara detail dan komplit:


1. Syirik (Menyekutukan Allah)

Kesulitan: Hidup penuh kegelisahan dan akhir hidup dalam kesengsaraan jika tidak bertaubat.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”
(QS. An-Nisa: 48)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka dia pasti masuk neraka."
(HR. Muslim no. 93)


2. Durhaka kepada Orang Tua

Kesulitan: Hidup tidak berkah, doa tidak dikabulkan, dan bisa menyebabkan celaka di dunia dan akhirat.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu...”
(QS. Al-Isra: 23)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Maukah kalian aku beritahukan dosa besar yang paling besar?”... di antaranya beliau menyebutkan “durhaka kepada kedua orang tua.”
(HR. Bukhari no. 5976, Muslim no. 87)


3. Meninggalkan Shalat

Kesulitan: Hati keras, hidup tidak tenang, dan mendapat murka Allah.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan mengikuti syahwat, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”
(QS. Maryam: 59)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat. Barang siapa meninggalkannya maka sungguh ia telah kafir.”
(HR. Tirmidzi no. 2621, Ahmad no. 22428 - shahih)


4. Memakan Harta yang Haram (Riba, Suap, Curang)

Kesulitan: Hidup penuh kesempitan, rezeki sempit, doa tidak dikabulkan.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan karena gila...”
(QS. Al-Baqarah: 275)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik…”
[Hadis ini menyebutkan tentang orang yang berdoa tapi makanannya haram, pakaiannya haram, maka “bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?”]
(HR. Muslim no. 1015)


5. Zalim (Menzalimi Orang Lain)

Kesulitan: Doa orang yang dizalimi akan dikabulkan Allah, dan pelaku akan merasakan akibatnya di dunia dan akhirat.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim...”
(QS. Ibrahim: 42)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Takutlah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doa itu dan Allah.”
(HR. Bukhari no. 2448, Muslim no. 19)


6. Sombong dan Takabur

Kesulitan: Dijauhkan dari hidayah dan keberkahan, serta dihina oleh Allah di dunia dan akhirat.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(QS. Luqman: 18)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.”
(HR. Muslim no. 91)


7. Berbuat Maksiat Secara Terang-terangan (Tidak Malu Berbuat Dosa)

Kesulitan: Mendatangkan laknat Allah, hidup dijauhkan dari rahmat dan menyebabkan turunnya azab.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Sesungguhnya orang-orang yang mencintai tersebarnya perbuatan keji di kalangan orang-orang beriman, bagi mereka azab yang pedih...”
(QS. An-Nur: 19)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seluruh umatku akan diampuni kecuali orang-orang yang berbuat dosa terang-terangan...”
(HR. Bukhari no. 6069, Muslim no. 2990)

7 Hal bisa mendatangkan kesulitan hidup

 Pertama,  berpaling dari peringatan Allah SWT  


وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
“Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan sempit dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadan buta.”  (QS Thaha [20]: 124).

Kedua, durhaka kepada orang tua. Rasulullah SAW bersabda:  
كُلُّ ذُنُوبٍ يُؤَخِّرُ الله مِنْهَا مَا شَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِلا الْبَغْيُ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْن أو قَطِيعَةُ الرَّحِمِ يُعَجِّلُ لَصَّاحِبِهَا فِي الدُّنْيَا قَبْلَ الْمَوْتِ.
“Semua dosa itu akan ditunda hukumannya menurut kehendak-Nya sampai hari kiamat nanti, kecuali hukuman terhadap perbuatan zina dan durhaka kepada kedua orang tua atau memutuskan silaturahim, sesungguhnya Allah akan memperlihatkan kepada pelakunya di dunia sebelum datang kematian.” (HR Bukhari).
Ketiga, bermuamalah dengan riba. 
Allah berfirman: 
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS al-Baqarah [2]: 275).

Keempat, bersifat bakhil. 
Rasulullah SAW bersabda: 
مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ ، مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ شُجَاعًا أَقْرَعَ ، لَهُ زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ ، يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ - يَعْنِي بِشِدْقَيْهِ - يَقُولُ : أَنَا مَالُكَ أَنَا كَنْزُكَ ثُمَّ تَلاَ هَذِهِ الآيَةَ : ( وَلَا يَحْسِبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ
“Barang siapa yang diberikan  Allah harta kepadanya, kemudian ia tidak mengeluarkan zakatnya, ia akan berwujud ular  sangat besar yang akan menariknya dengan dua tulang rahangnya yang lebar, kemudian ia berkata, ‘Saya adalah harta simpananmu.’ Kemudian, Nabi membacakan ayat ‘Sayuthawwaquuna Maa Bakhiluu Bihi Yaumal Qiyaamati’ sampai akhir ayat.” (HR Muttafaq ‘alaih).

Kelima, kebiasaan menggunjing. 
Rasulullah bersabda: 
- َلمَّا عُرِجَ بي مَرَرْتُ بِقومٍ لهُمْ أَظْفَارٌ من نُحاسٍ ، يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وصُدُورَهُمْ ، فقُلْتُ : مَنْ هؤلاءِ يا جبريلُ ؟ قال : هؤلاءِ الذينَ يأكلونَ لُحُومَ الناسِ ، ويَقَعُونَ في أَعْرَاضِهِمْ .
 “Ketika aku mi’raj ke langit, aku melewati suatu kaum yang mencakar-cakar wajah dan dada mereka dengan kuku yang terbuat dari timah. Kemudian, aku bertanya, ‘Siapakah mereka itu, wahai Jibril?’ Ia menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan senang menggunjing kehormatan mereka.’” (HR Abu Dawud).

Keenam, menyakiti tetangga. 
Rasulullah bersabda:
واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، قِيلَ: مَنْ يا رسولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الَّذي لا يأْمنُ جارُهُ بَوَائِقَهُ
“Demi Allah, tidaklah beriman. Demi Allah, tidaklah beriman. Demi Allah, tidaklah beriman.” Para sahabat bertanya, “Siapa, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari kejahatannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketujuh, menyebut-nyebut pemberian

عن أبي ذر، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال
 لَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ، وَلَا يُزَكِّيهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ، قَالَ: فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَ مِرَارًا، قَالَ أَبُو ذَرٍّ: خَابُوا وَخَسِرُوا، مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: الْمَنَّانُ الَّذِي لَا يُعْطِي شَيْئًا إِلَّا مَنَّهُ، وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْفَاجِرِ، وَالْمُسْبِلُ إِزَارَهُ
Dari Abu Dzar bahwa Rasulullah bersabda, “Tiga hal yang menyebabkan Allah tidak akan berbicara dengannya dan tidak akan melihatnya pada hari kiamat dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih. Kemudian, ia berkata, ‘Rasulullah SAW mengulanginya sebanyak tiga kali.’ Abu Dzar berkata, ‘Mereka sungguh kecewa dan merugi, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang yang memanjangkan pakaiannya, yang menyebut-nyebut pemberian, dan yang menggunakan hartanya dari sumpah dusta.’” (HR Muslim)

Sabtu, 02 November 2024

10 hal agar terhindar dari kekafiran dalam Qur'an

 Al-Qur'an memberikan berbagai petunjuk dan cara untuk menghindari kekafiran. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil berdasarkan ajaran dalam Al-Qur'an:

1. Mendalami Iman dan Keyakinan

Dalam Surah Al-Baqarah (2:177), Allah menjelaskan bahwa iman yang benar meliputi kepercayaan kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab-kitab-Nya, dan para nabi. Memahami dan merenungkan rukun iman ini adalah langkah pertama untuk menghindari kekafiran.

2. Menjaga Shalat dan Ibadah

Dalam Surah Al-Baqarah (2:43), Allah berfirman: "Dan dirikanlah shalat dan bayarlah zakat..."

Melaksanakan shalat secara rutin dan menunaikan ibadah lainnya dengan khusyuk dapat memperkuat iman dan menjauhkan diri dari kekafiran.

3. Bersyukur atas Nikmat Allah

Dalam Surah Ibrahim (14:7): "Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."

Selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah, baik dalam keadaan suka maupun duka, untuk menghindari sikap ingkar.

4. Mengingat Allah dan Berdoa

Dalam Surah Ar-Ra'd (13:28): "Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang."

Melakukan dzikir dan berdoa secara rutin untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan menjauhkan diri dari keraguan.

5. Berusaha untuk Beramal Shaleh

Dalam Surah Al-Baqarah (2:25): "Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih..."

Melakukan amal baik sebagai wujud nyata dari keimanan yang dapat membantu menambah keimanan dan menghindarkan diri dari kekafiran.

6. Menghindari Teman yang Buruk

Dalam Surah Al-Furqan (25:27-29), Allah memperingatkan tentang bahaya mengikuti teman-teman yang buruk yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam kekafiran.

Pilihlah teman yang baik dan dapat mengingatkan kita kepada Allah.

7. Mempelajari Al-Qur'an

Dalam Surah Al-Isra (17:9): "Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus..."

Membaca dan mempelajari Al-Qur'an secara rutin untuk memahami ajaran Islam dan menghindari penyimpangan dari kebenaran.

8. Berdoa Memohon Perlindungan dari Kekafiran

Dalam Surah Al-Baqarah (2:286): "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."

Memohon kepada Allah untuk menjaga iman kita dan melindungi dari kekafiran dalam setiap doa.

9. Menerima dan Mengamalkan Petunjuk Allah

Dalam Surah Al-Mumtahanah (60:8): "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu."

Mengamalkan ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya sebagai panduan hidup agar tetap berada di jalan yang benar.

10. Menghindari Perbuatan Syirik

Dalam Surah An-Nisa (4:48): "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni orang yang mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun..."

Memastikan bahwa kita tidak terjerumus dalam perbuatan syirik, yang merupakan bentuk kekafiran yang paling besar.

Dengan menerapkan petunjuk-petunjuk di atas, seseorang dapat berusaha untuk memperkuat iman dan menghindari kekafiran dalam hidup sehari-hari.


10 menghindari munafiq dalam Qur'an

 Al-Qur'an memberikan beberapa petunjuk dan cara untuk menghindari sifat munafik. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil berdasarkan ajaran dalam Al-Qur'an:

1. Konsisten dalam Iman dan Amal

Dalam Surah Al-Baqarah (2:177): "Kebaikan itu bukan hanya menghadapkan wajahmu ke timur dan barat, tetapi kebaikan itu adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab, dan nabi-nabi..."

Konsistensi antara iman dan amal adalah kunci untuk menghindari kemunafikan. Mukmin harus memastikan bahwa perkataan dan perbuatan mereka selaras dengan ajaran Islam.


2. Menghindari Kebohongan

Dalam Surah Al-Anfal (8:55): "Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, mereka tidak beriman."

Berusaha untuk selalu berkata jujur dan menghindari kebohongan dalam setiap situasi. Kejujuran merupakan ciri utama orang beriman yang harus dijunjung tinggi.


3. Bersikap Ikhlas dalam Beribadah

Dalam Surah Al-Bayyinah (98:5): "Dan mereka tidak diperintahkan kecuali agar menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya."

Melakukan segala ibadah dengan penuh keikhlasan hanya untuk mendapatkan ridha Allah, bukan untuk pamer atau dilihat orang lain.


4. Bersabar dan Tawakal

Dalam Surah Al-Baqarah (2:153): "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."

Menghadapi ujian dan tantangan hidup dengan sabar dan tawakal kepada Allah. Kesabaran membantu menghindari sifat munafik yang cenderung untuk berputus asa.


5. Berusaha Menjaga Amanah

Dalam Surah An-Nisa (4:58): "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya..."

Menjaga kepercayaan dan amanah yang diberikan kepada kita, karena pengkhianatan adalah salah satu ciri orang munafik.


6. Menghindari Perbuatan yang Mengundang Fitnah

Dalam Surah Al-Hujurat (49:11-12): "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain..."

Menjauhi perilaku yang dapat memicu perpecahan atau fitnah di antara sesama, karena hal ini bisa mengarah kepada sifat munafik.


7. Meningkatkan Pengetahuan Agama

Dalam Surah Al-Mujadila (58:11): "Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat..."

Mempelajari agama dengan baik dapat membantu kita memahami hakikat iman dan menjauhi sifat-sifat munafik.


8. Bermuhasabah Diri

Dalam Surah Al-Hashr (59:18): "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah ia kerjakan untuk hari esok."

Melakukan introspeksi dan evaluasi diri secara berkala untuk mengetahui apakah perilaku kita selaras dengan iman kita.


9. Berdoa Memohon Perlindungan kepada Allah

Dalam Surah Al-Furqan (25:74): "Dan orang-orang yang berkata: 'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan yang menyenangkan hati (kami)..."

Selalu memohon kepada Allah untuk diberikan keimanan yang kuat dan dijauhkan dari sifat munafik.


10. Mencintai dan Menjalin Hubungan Baik dengan Mukmin Lain

Dalam Surah Al-Hujurat (49:10): "Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara..."

Membangun hubungan baik dengan sesama mukmin dan berusaha untuk saling mendukung dalam iman dapat memperkuat keimanan dan menjauhkan dari kemunafikan.

Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk di atas, kita dapat berusaha untuk menghindari sifat munafik dan memperkuat keimanan kita kepada Allah SWT.

Sumber cahtgpt

10 ciri Mukmin dalam hadits

 Hadits juga menjelaskan berbagai ciri dan sifat orang mukmin yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa ciri mukmin menurut hadits:

1. Keimanan yang Kuat

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Iman itu adalah suatu yang berkarakter, yang terpancar dari hati dan dapat dilihat dari amal perbuatan."

Mukmin yang sejati memiliki iman yang kuat yang tercermin dalam perilaku dan amalannya.

2. Melaksanakan Shalat dengan Khusyuk

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Kunci surga itu ada pada shalat."

Mukmin menjaga shalatnya dan melaksanakannya dengan khusyuk, memahami makna dari setiap gerakan dan doanya.

3. Sabar dan Bersyukur

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Seluruh urusannya adalah kebaikan, dan itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang mukmin. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, dan itu adalah kebaikan baginya. Jika ia tertimpa kesulitan, ia bersabar, dan itu juga kebaikan baginya." (HR. Muslim)

Mukmin selalu bersikap sabar dalam menghadapi ujian dan bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah.

4. Beriman kepada Takdir

Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, tetapi pada keduanya ada kebaikan. Bersemangatlah dalam perkara-perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu lemah. Jika sesuatu menimpamu, janganlah kamu berkata: 'Seandainya aku melakukan ini atau itu,' tetapi katakanlah: 'Ini adalah takdir Allah, dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi.'"

Mukmin menerima segala ketentuan Allah dengan lapang dada.

5. Menjaga Hubungan dengan Sesama

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya, dan sebaik-baik di antara kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya." (HR. Tirmidzi)

Mukmin berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan sesama, terutama dengan keluarga.

6. Menghindari Dusta dan Khianat

Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Tanda munafik itu ada tiga: jika ia berbicara, ia berdusta; jika ia berjanji, ia ingkar; dan jika ia dipercaya, ia berkhianat."

Mukmin selalu berkata jujur dan amanah dalam setiap tindakan.

7. Mencintai dan Membantu Sesama Mukmin

Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak beriman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri."

Mukmin memiliki rasa cinta dan kepedulian terhadap sesama, serta siap membantu mereka yang membutuhkan.

8. Beramal Soleh dan Melakukan Kebaikan

Nabi Muhammad SAW bersabda: "Setiap amal yang baik adalah sedekah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Mukmin berusaha untuk beramal shaleh dalam setiap kesempatan dan melakukan kebaikan kepada orang lain.

9. Berusaha untuk Mengetahui Ilmu Agama

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda: "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap Muslim."

Mukmin berusaha untuk meningkatkan pengetahuan agama dan memahami ajaran Islam dengan baik.

10. Berdoa dan Memohon kepada Allah

Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda: "Doa adalah ibadah."

Mukmin selalu berdoa dan memohon kepada Allah dalam setiap keadaan, menyadari bahwa Allah adalah sumber segala pertolongan.

Dengan memahami ciri-ciri ini, seorang mukmin dapat berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman serta amal perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber ChatGpt

10 ciri kafir dalam Qur'an

 Al-Qur'an menjelaskan beberapa ciri dan karakteristik orang kafir, yang merupakan individu yang menolak atau tidak percaya kepada Allah dan ajaran-Nya. Berikut adalah beberapa ciri orang kafir yang disebutkan dalam Al-Qur'an:

1. Menolak Keberadaan Allah

Dalam Surah Al-Mu’minun (23:13-14), Allah menggambarkan orang kafir sebagai yang tidak mengakui penciptaan-Nya. Mereka tidak percaya pada kekuasaan dan kebesaran Allah.

2. Mendustakan Kenabian dan Wahyu

Surah Al-Anfal (8:55) menyebutkan: "Sesungguhnya seburuk-buruk makhluk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, mereka tidak beriman."

Orang kafir sering kali menolak ajaran dan wahyu yang dibawa oleh para nabi, serta tidak mengakui kebenaran yang dibawa oleh mereka.

3. Tidak Meyakini Hari Kiamat

Dalam Surah Al-Nazi'at (79:10-11): "Dan adapun orang yang mendustakan dan berpaling, maka Allah akan menghukumnya dengan siksa yang sangat berat."

Mereka tidak percaya akan adanya kehidupan setelah mati dan hari pembalasan.

4. Menyembah Sesuatu Selain Allah

Surah Al-Baqarah (2:22): "Dialah yang menjadikan bagi kamu bumi itu sebagai hamparan dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air dari langit, lalu menghasilkan dengan air itu buah-buahan sebagai rezeki bagimu, maka janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui."

Orang kafir sering menyembah berhala atau makhluk lain sebagai tandingan bagi Allah, meskipun mereka tahu bahwa hanya Allah yang berhak disembah.

5. Memperolok-olok Agama dan Orang Beriman

Dalam Surah Al-Baqarah (2:14): "Dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: 'Kami telah beriman.' Tetapi apabila mereka berada di antara mereka, mereka mengatakan: 'Mengapa Allah menjadikan perumpamaan ini?'"

Mereka sering kali mengejek dan merendahkan agama dan orang-orang beriman.

6. Kikir dan Tidak Dermawan

Surah Al-Baqarah (2:267-268): "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian yang baik dari apa yang kamu peroleh..."

Orang kafir cenderung kikir dan tidak bersedia untuk berbagi rezeki mereka.

7. Berbuat Kerusakan di Muka Bumi

Dalam Surah Al-Baqarah (2:11-12): "Dan bila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,' mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.'"

Mereka sering kali berpura-pura baik, padahal tindakan mereka justru merusak.

8. Bersikap Angkuh dan Sombong

Surah Al-A'raf (7:146): "Aku akan memalingkan dari tanda-tandaKu orang-orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa alasan yang benar."

Orang kafir biasanya menunjukkan sifat sombong dan tidak mau menerima kebenaran.

9. Tidak Menerima Petunjuk Allah

Dalam Surah Al-Mulk (67:10): "Dan jika mereka ditanya: 'Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?' Mereka pasti menjawab: 'Allah.' Namun mereka tetap kafir."

Meskipun mereka tahu bahwa Allah adalah pencipta, mereka tetap menolak untuk mengikuti petunjuk-Nya.

10. Ragu dan Bimbang dalam Keputusan

Surah Al-Hajj (22:11): "Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah dengan keraguan. Maka jika dia memperoleh kebaikan, dia merasa puas, tetapi jika dia ditimpa sesuatu, dia berpaling ke belakang."

Sikap ragu-ragu dan tidak konsisten dalam keyakinan adalah ciri khas orang kafir.

Dengan memahami ciri-ciri ini, kita dapat lebih waspada terhadap sifat-sifat yang bertentangan dengan iman dan berusaha untuk memperkuat keyakinan kita kepada Allah dan ajaran-Nya.

Sumber:ChatGpt

10 ciri mukmin dalam Qur'an

 Al-Qur'an menggambarkan berbagai ciri dan sifat orang mukmin (yang beriman) sebagai pedoman bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa ciri-ciri mukmin yang disebutkan dalam Al-Qur'an:


1. Beriman kepada Allah dan Hari Akhir


Dalam Surah Al-Baqarah (2:177): "Bukanlah yang disebut kebaikan itu hanya menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat, tetapi kebaikan itu adalah barang siapa yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab, dan nabi-nabi..."


Mukmin percaya kepada Allah, hari kiamat, dan semua rukun iman lainnya.




2. Melaksanakan Shalat dan Membayar Zakat


Surah Al-Baqarah (2:43): "Dan dirikanlah shalat dan bayarlah zakat..."


Salah satu tanda keimanan adalah menjalankan ibadah shalat dan menunaikan zakat secara konsisten.




3. Berbuat Baik dan Bersikap Dermawan


Dalam Surah Al-Baqarah (2:261): "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh butir."


Mukmin diajarkan untuk selalu berbuat baik dan bersikap dermawan kepada sesama.




4. Sabar dalam Menghadapi Ujian


Dalam Surah Al-Baqarah (2:153): "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."


Sifat sabar adalah ciri penting yang membedakan mukmin, terutama saat menghadapi kesulitan atau ujian dalam hidup.




5. Bersyukur atas Nikmat Allah


Dalam Surah Ibrahim (14:7): "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah berat.'"


Mukmin selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah, baik dalam keadaan suka maupun duka.




6. Menghindari Perbuatan Dosa dan Keburukan


Dalam Surah Al-Mu’minun (23:1-3): "Sungguh, beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu mereka yang khusyuk dalam shalatnya dan yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna."


Mukmin berusaha menjauhi perbuatan dosa dan menjaga akhlak serta perilaku yang baik.




7. Mempunyai Keikhlasan dalam Beribadah


Surah Al-Bayyinah (98:5): "Dan mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepada-Nya."


Mukmin beribadah dengan penuh keikhlasan hanya untuk mendapatkan ridha Allah.




8. Menghormati Orang Tua dan Menjaga Hubungan Sosial


Dalam Surah Al-Isra (17:23-24): "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua orang tua..."


Mukmin menghargai dan berbuat baik kepada orang tua serta menjaga hubungan baik dengan masyarakat.




9. Mendengarkan dan Mengikuti Petunjuk Allah


Dalam Surah Al-Anfal (8:24): "Wahai orang-orang yang beriman, jawabilah seruan Allah dan Rasul jika dia menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi hidup kepada kamu..."


Mukmin selalu siap untuk mendengarkan dan mengikuti petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya.




10. Berusaha untuk Memperbaiki Diri dan Lingkungan


Dalam Surah Al-Furqan (25:67): "Dan orang-orang yang apabila menghabiskan (hartanya), tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir; dan adalah (perbuatan) itu di tengah-tengah antara yang demikian."


Mukmin berusaha untuk selalu memperbaiki diri dan berkontribusi positif terhadap lingkungan di sekitarnya.





Dengan memahami ciri-ciri ini, seorang mukmin dapat berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman serta amal perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber:ChapGpt


8 ciri munafik dalam qur'an

 Al-Qur'an menyebutkan beberapa ciri-ciri orang munafik yang perlu kita ketahui agar dapat menghindari sifat tersebut dan mewaspadai tanda-tanda kemunafikan. Berikut adalah beberapa ciri utama orang munafik sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an:


1. Berkata Bohong dan Mengingkari Janji


Dalam Surah Al-Baqarah (2:8-10): "Di antara manusia ada yang mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,' padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar."


Orang munafik sering berbohong dan tidak konsisten antara perkataan dan perbuatan.




2. Mengkhianati Amanah


Allah berfirman dalam Surah An-Nisa (4:107): "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa."


Orang munafik sering mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya dan tidak memegang amanah.




3. Malas Beribadah dan Riak dalam Ibadah


Dalam Surah An-Nisa (4:142): "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali."


Orang munafik cenderung malas dalam beribadah dan melakukan ibadah bukan karena Allah, tetapi hanya untuk dilihat orang lain.




4. Suka Membuat Kerusakan di Muka Bumi


Dalam Surah Al-Baqarah (2:11-12): "Dan bila dikatakan kepada mereka: 'Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,' mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.' Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar."


Mereka sering berpura-pura memperbaiki keadaan, tetapi justru melakukan perbuatan yang merusak.




5. Bimbang dan Tidak Konsisten dalam Keimanan


Dalam Surah An-Nisa (4:143): "Mereka dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir); tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak pula kepada golongan itu (orang-orang kafir)."


Orang munafik sering tidak teguh dan tidak memiliki pendirian yang jelas, cenderung ragu-ragu antara iman dan kekafiran.




6. Takut Terhadap Kesulitan atau Kekalahan


Surah Al-Munafiqun (63:4): "Mereka (orang munafik) mengira bahwa setiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka."


Orang munafik cenderung penakut dan mudah terganggu oleh sesuatu yang dianggap mengancam kepentingan diri mereka.




7. Memalingkan Diri dari Perintah Allah dan Rasul-Nya


Dalam Surah An-Nur (24:47): "Dan mereka berkata: 'Kami telah beriman kepada Allah dan Rasul serta kami menaati (keduanya).' Kemudian sebagian dari mereka berpaling sesudah itu, dan mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman."


Mereka sering tidak taat pada perintah Allah dan Rasul-Nya, bahkan ketika mereka mengaku beriman.




8. Menghalangi Orang dari Jalan Allah


Dalam Surah Al-Munafiqun (63:2): "Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah."


Orang munafik sering menggunakan cara-cara tertentu untuk menghalangi orang lain dari mengikuti jalan kebenaran.





Dengan memahami ciri-ciri ini, kita diingatkan untuk menjauhi sifat-sifat tersebut dan berhati-hati terhadap kemunafikan, karena Allah SWT memperingatkan bahwa sifat-sifat ini akan merugikan diri sendiri dan masyarakat.

Sumber : ChatGpt

8 WASIAT ALLAH SWT DALAM QUR'AN

 Dalam Al-Qur'an, Allah SWT memberikan banyak pesan, petunjuk, dan nasihat yang bisa disebut sebagai "wasiat" atau perintah-perintah penting bagi umat manusia. Beberapa di antaranya mencakup:


1. Beriman Kepada Allah dan Tidak Menyekutukan-Nya


Dalam Surah An-Nisa (4:36), Allah berfirman: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun..."


Ini adalah perintah utama dalam Islam yang mengajarkan tauhid atau keesaan Allah.




2. Berbuat Baik Kepada Orang Tua


Surah Luqman (31:14): "Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya..."


Allah menekankan pentingnya bakti kepada orang tua sebagai salah satu bentuk pengabdian yang dicintai-Nya.




3. Bersikap Adil dan Menjaga Keadilan


Dalam Surah An-Nahl (16:90): "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil, berbuat kebajikan, dan memberi kepada kaum kerabat..."


Keadilan merupakan nilai yang sangat dihargai dalam Islam dan merupakan perintah yang sering disebutkan dalam Al-Qur'an.




4. Menjaga Shalat


Surah Al-Baqarah (2:238): "Peliharalah segala shalatmu dan (peliharalah) shalat wustha."


Shalat adalah tiang agama, dan Allah memerintahkan umat Islam untuk menjaganya dengan baik.




5. Menjauhi Perbuatan Buruk dan Perbuatan Zina


Dalam Surah Al-Isra' (17:32): "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."


Allah mengingatkan untuk menjauhi perbuatan yang membawa kerusakan moral dan sosial.




6. Bersabar dan Tawakal kepada Allah


Surah Al-Imran (3:200): "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu, dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."




7. Menjaga Silaturahmi dan Menghindari Permusuhan


Dalam Surah Al-Hujurat (49:10-12), Allah memerintahkan untuk menjaga persaudaraan dan menghindari prasangka buruk, bergosip, atau saling menghina.




8. Memperhatikan dan Menjaga Lingkungan


Dalam Surah Al-Baqarah (2:205): "...dan Allah tidak menyukai kerusakan."


Allah mengingatkan manusia untuk tidak melakukan perusakan di muka bumi.





Setiap wasiat dalam Al-Qur'an ini bertujuan untuk membimbing manusia agar menjalani kehidupan yang baik, adil, dan penuh berkah, sehingga tercipta keseimbangan di dunia dan persiapan yang baik untuk kehidupan akhirat.

Sumber:"ChatGpt"