Senin, 21 April 2025

Apakah musibah kebencanaan bukan dari Allah..?

 Baik Ustadz, berikut saya siapkan penjelasan lengkap dan terstruktur dengan ayat Al-Qur’an, hadits Nabi ﷺ, dan penjelasan akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah tentang Musibah Kebencanaan dan Hubungannya dengan Kehendak Allah.


🕌 Tema: Musibah Kebencanaan Bukan dari Allah SWT?

Pertanyaan ini sering muncul: apakah bencana itu dari Allah, atau bukan?

Jawabannya dalam Islam membutuhkan kedalaman pemahaman tentang takdir, sebab segala sesuatu terjadi dengan izin Allah, namun tidak semua diinginkan oleh Allah secara kecintaan (mahabbah), walau terjadi dengan kehendak (masyi’ah) dan izin-Nya.


📖 1. Semua yang Terjadi di Dunia adalah dengan Izin Allah

        مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah...”
(QS. At-Taghabun: 11)

➡️ Penjelasan:
Segala bencana alam, gempa, banjir, dan lainnya tidak terjadi di luar kendali Allah. Semuanya terjadi karena kehendak dan izin-Nya, namun tidak selalu berarti Allah mencintainya.


📖 2. Bencana Bisa Jadi Ujian atau Teguran

        وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

“Dan sungguh Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)

➡️ Penjelasan:
Sebagian bencana adalah ujian keimanan, bukan karena Allah benci. Tujuannya agar manusia kembali mengingat-Nya dan bersabar. 


📖 3. Sebagian Musibah Adalah Akibat Perbuatan Manusia

            ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

 

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, supaya mereka kembali (ke jalan yang benar).”
(QS. Ar-Rum: 41)

➡️ Penjelasan:
Sebagian bencana adalah akibat kerusakan yang dibuat oleh manusia sendiri, seperti deforestasi, pembangunan liar, pencemaran, dan sebagainya.


📖 4. Allah Tidak Menzalimi Hambanya


            إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَٰكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

“Dan sekali-kali Allah tidak menzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang menzalimi diri mereka sendiri.”
(QS. Yunus: 44)

➡️ Penjelasan:
Allah tidak menciptakan bencana untuk menyiksa manusia tanpa sebab. Justru manusia sendirilah yang sering menzalim diri mereka melalui perbuatan dosa, kesombongan, dan kelalaian.


📖 5. Hadits Tentang Musibah Sebagai Penghapus Dosa

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu kelelahan, penyakit, kesedihan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.”
(HR. Bukhari no. 5641, Muslim no. 2572)

➡️ Penjelasan:
Bencana bisa jadi penghapus dosa dan pengangkat derajat, selama seseorang bersabar dan tidak berburuk sangka kepada Allah.


📌 Kesimpulan Aqidah Ahlus Sunnah

  • Bencana terjadi atas izin Allah (takdir), namun tidak berarti Allah mencintai kerusakan.

  • Bencana bisa sebagai ujian, teguran, atau akibat ulah manusia.

  • Allah Maha Adil dan tidak menzalimi.

  • Musibah bisa jadi sebab ampunan dan rahmat.


Kesalahan yang Harus Dihindari

  • Mengatakan bahwa bencana di luar kehendak AllahIni bertentangan dengan iman kepada takdir.

  • Menuduh Allah “tidak sayang” atau “zalim” karena ada musibah ➜ Ini su’uzhan (buruk sangka) dan bisa membawa kepada kekufuran.s


sumber:chatgpt

4 bukti bahwa Islam membenci kekerasan dan peperangan

Islam sebagai agama rahmat sangat membenci kekerasan dan peperangan, dan hanya membenarkannya dalam kondisi sangat terbatas, seperti membela diri, menegakkan keadilan, atau melindungi umat yang tertindas. Islam mengedepankan perdamaian, kasih sayang, dan keadilan dalam segala situasi.

Berikut ini adalah penjelasan lengkap beserta ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi ﷺ secara detail dan komprehensif:


🔹 Islam Membenci Kekerasan

📖 1. Islam Mengutus Nabi sebagai Rahmat

            وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
        "Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh
           alam."

(QS. Al-Anbiya: 107)

➡️ Islam adalah rahmat, bukan bencana. Misi Rasulullah ﷺ adalah menyebarkan kasih sayang, bukan kekerasan.


📖 2. Islam Melarang Melampaui Batas (Agresi)

            وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ وَلَا تَعْتَدُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
(QS. Al-Baqarah: 190)

➡️ Bahkan saat perang pun, Islam melarang berbuat zalim atau berlebihan, apalagi memulai peperangan tanpa sebab yang sah.


📖 3. Islam Mengutamakan Perdamaian


            وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

"Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
(QS. Al-Anfal: 61)

➡️ Jika pihak lawan ingin berdamai, Muslim diperintahkan menerima damai dan tidak melanjutkan permusuhan.


📖 4. Membunuh Satu Nyawa Seperti Membunuh Seluruh Manusia


            مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ

"Barang siapa membunuh seorang manusia bukan karena (dia membunuh) orang lain atau membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia..."
(QS. Al-Ma'idah: 32)

➡️ Pembunuhan tanpa hak (kekerasan yang tidak dibenarkan) adalah dosa besar yang sangat dibenci dalam Islam.


🔹 Hadits-Hadits Nabi ﷺ tentang Larangan Kekerasan

🕊️ 1. Nabi ﷺ Melarang Membunuh Wanita dan Anak-anak

"Janganlah kalian membunuh wanita, anak-anak, orang tua, dan para pendeta di biara."

(HR. Abu Dawud no. 2614, hadits shahih)

➡️ Dalam peperangan pun, Islam tetap menjaga kemanusiaan. Kekerasan terhadap yang tidak bersalah sangat dilarang.


🕊️ 2. Nabi ﷺ Tidak Pernah Memulai Peperangan

"Rasulullah ﷺ tidak pernah memulai peperangan, kecuali setelah berdakwah dan memberi kesempatan kepada lawan untuk berdamai atau menerima Islam."
(Diriwayatkan dalam Sirah Nabawiyah dan Kitab al-Maghazi)

➡️ Peperangan bukan tujuan, tetapi jalan terakhir jika semua cara damai sudah ditempuh.


🕊️ 3. Kekerasan Menunjukkan Hati yang Keras

"Orang yang kuat bukanlah yang menang dalam gulat, tetapi yang kuat adalah yang mampu menahan amarahnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

➡️ Kekerasan sering muncul dari nafsu dan kemarahan, bukan dari kekuatan iman.


🔹 Kesimpulan Penting

PrinsipPenjelasan
Islam adalah RahmatQS. Al-Anbiya: 107
Dilarang Memulai KekerasanQS. Al-Baqarah: 190
Perdamaian DiutamakanQS. Al-Anfal: 61
Pembunuhan Tanpa Hak = Dosa BesarQS. Al-Ma’idah: 32
Nabi ﷺ Melarang Kekerasan BerlebihanHR. Abu Dawud, Bukhari, Muslim

📌 Penutup

Islam bukan agama kekerasan. Justru Islam datang untuk menghapus kezaliman, menegakkan perdamaian, dan membina kasih sayang antar manusia. Kekerasan hanya dibolehkan dalam kondisi darurat, membela diri, dan dengan syarat-syarat ketat, serta harus tetap menjaga nilai kemanusiaan.

Kalau antum mau, saya bisa bantu buatkan ini dalam bentuk slide presentasi dakwah, infografis, atau artikel siap cetak. Tinggal bilang aja ya!

Minggu, 20 April 2025

7 Hal mendatangkan kesulitan hidup

ChatGPT bilang:

Berikut ini adalah 7 hal yang dapat mendatangkan kesulitan dalam hidup, lengkap dengan dalil Al-Qur'an dan hadits secara detail dan komplit:


1. Syirik (Menyekutukan Allah)

Kesulitan: Hidup penuh kegelisahan dan akhir hidup dalam kesengsaraan jika tidak bertaubat.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.”
(QS. An-Nisa: 48)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka dia pasti masuk neraka."
(HR. Muslim no. 93)


2. Durhaka kepada Orang Tua

Kesulitan: Hidup tidak berkah, doa tidak dikabulkan, dan bisa menyebabkan celaka di dunia dan akhirat.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu...”
(QS. Al-Isra: 23)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Maukah kalian aku beritahukan dosa besar yang paling besar?”... di antaranya beliau menyebutkan “durhaka kepada kedua orang tua.”
(HR. Bukhari no. 5976, Muslim no. 87)


3. Meninggalkan Shalat

Kesulitan: Hati keras, hidup tidak tenang, dan mendapat murka Allah.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang buruk) yang menyia-nyiakan shalat dan mengikuti syahwat, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”
(QS. Maryam: 59)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat. Barang siapa meninggalkannya maka sungguh ia telah kafir.”
(HR. Tirmidzi no. 2621, Ahmad no. 22428 - shahih)


4. Memakan Harta yang Haram (Riba, Suap, Curang)

Kesulitan: Hidup penuh kesempitan, rezeki sempit, doa tidak dikabulkan.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan karena gila...”
(QS. Al-Baqarah: 275)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik…”
[Hadis ini menyebutkan tentang orang yang berdoa tapi makanannya haram, pakaiannya haram, maka “bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?”]
(HR. Muslim no. 1015)


5. Zalim (Menzalimi Orang Lain)

Kesulitan: Doa orang yang dizalimi akan dikabulkan Allah, dan pelaku akan merasakan akibatnya di dunia dan akhirat.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim...”
(QS. Ibrahim: 42)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Takutlah terhadap doa orang yang terzalimi, karena tidak ada penghalang antara doa itu dan Allah.”
(HR. Bukhari no. 2448, Muslim no. 19)


6. Sombong dan Takabur

Kesulitan: Dijauhkan dari hidayah dan keberkahan, serta dihina oleh Allah di dunia dan akhirat.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(QS. Luqman: 18)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.”
(HR. Muslim no. 91)


7. Berbuat Maksiat Secara Terang-terangan (Tidak Malu Berbuat Dosa)

Kesulitan: Mendatangkan laknat Allah, hidup dijauhkan dari rahmat dan menyebabkan turunnya azab.

📖 Dalil Al-Qur’an:

“Sesungguhnya orang-orang yang mencintai tersebarnya perbuatan keji di kalangan orang-orang beriman, bagi mereka azab yang pedih...”
(QS. An-Nur: 19)

📜 Hadis:

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seluruh umatku akan diampuni kecuali orang-orang yang berbuat dosa terang-terangan...”
(HR. Bukhari no. 6069, Muslim no. 2990)

7 Hal bisa mendatangkan kesulitan hidup

 Pertama,  berpaling dari peringatan Allah SWT  


وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ
“Barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, sesungguhnya baginya penghidupan sempit dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadan buta.”  (QS Thaha [20]: 124).

Kedua, durhaka kepada orang tua. Rasulullah SAW bersabda:  
كُلُّ ذُنُوبٍ يُؤَخِّرُ الله مِنْهَا مَا شَاءَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ إِلا الْبَغْيُ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْن أو قَطِيعَةُ الرَّحِمِ يُعَجِّلُ لَصَّاحِبِهَا فِي الدُّنْيَا قَبْلَ الْمَوْتِ.
“Semua dosa itu akan ditunda hukumannya menurut kehendak-Nya sampai hari kiamat nanti, kecuali hukuman terhadap perbuatan zina dan durhaka kepada kedua orang tua atau memutuskan silaturahim, sesungguhnya Allah akan memperlihatkan kepada pelakunya di dunia sebelum datang kematian.” (HR Bukhari).
Ketiga, bermuamalah dengan riba. 
Allah berfirman: 
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila.” (QS al-Baqarah [2]: 275).

Keempat, bersifat bakhil. 
Rasulullah SAW bersabda: 
مَنْ آتَاهُ اللَّهُ مَالًا فَلَمْ يُؤَدِّ زَكَاتَهُ ، مُثِّلَ لَهُ مَالُهُ شُجَاعًا أَقْرَعَ ، لَهُ زَبِيبَتَانِ يُطَوَّقُهُ يَوْمَ القِيَامَةِ ، يَأْخُذُ بِلِهْزِمَتَيْهِ - يَعْنِي بِشِدْقَيْهِ - يَقُولُ : أَنَا مَالُكَ أَنَا كَنْزُكَ ثُمَّ تَلاَ هَذِهِ الآيَةَ : ( وَلَا يَحْسِبَنَّ الَّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ ) إِلَى آخِرِ الآيَةِ
“Barang siapa yang diberikan  Allah harta kepadanya, kemudian ia tidak mengeluarkan zakatnya, ia akan berwujud ular  sangat besar yang akan menariknya dengan dua tulang rahangnya yang lebar, kemudian ia berkata, ‘Saya adalah harta simpananmu.’ Kemudian, Nabi membacakan ayat ‘Sayuthawwaquuna Maa Bakhiluu Bihi Yaumal Qiyaamati’ sampai akhir ayat.” (HR Muttafaq ‘alaih).

Kelima, kebiasaan menggunjing. 
Rasulullah bersabda: 
- َلمَّا عُرِجَ بي مَرَرْتُ بِقومٍ لهُمْ أَظْفَارٌ من نُحاسٍ ، يَخْمُشُونَ وُجُوهَهُمْ وصُدُورَهُمْ ، فقُلْتُ : مَنْ هؤلاءِ يا جبريلُ ؟ قال : هؤلاءِ الذينَ يأكلونَ لُحُومَ الناسِ ، ويَقَعُونَ في أَعْرَاضِهِمْ .
 “Ketika aku mi’raj ke langit, aku melewati suatu kaum yang mencakar-cakar wajah dan dada mereka dengan kuku yang terbuat dari timah. Kemudian, aku bertanya, ‘Siapakah mereka itu, wahai Jibril?’ Ia menjawab, ‘Mereka adalah orang-orang yang memakan daging manusia dan senang menggunjing kehormatan mereka.’” (HR Abu Dawud).

Keenam, menyakiti tetangga. 
Rasulullah bersabda:
واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، واللَّهِ لا يُؤْمِنُ، قِيلَ: مَنْ يا رسولَ اللَّهِ؟ قَالَ: الَّذي لا يأْمنُ جارُهُ بَوَائِقَهُ
“Demi Allah, tidaklah beriman. Demi Allah, tidaklah beriman. Demi Allah, tidaklah beriman.” Para sahabat bertanya, “Siapa, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Orang yang tetangganya merasa tidak aman dari kejahatannya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Ketujuh, menyebut-nyebut pemberian

عن أبي ذر، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال
 لَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ، وَلَا يُزَكِّيهِمْ، وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ، قَالَ: فَقَرَأَهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَ مِرَارًا، قَالَ أَبُو ذَرٍّ: خَابُوا وَخَسِرُوا، مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: الْمَنَّانُ الَّذِي لَا يُعْطِي شَيْئًا إِلَّا مَنَّهُ، وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحَلِفِ الْفَاجِرِ، وَالْمُسْبِلُ إِزَارَهُ
Dari Abu Dzar bahwa Rasulullah bersabda, “Tiga hal yang menyebabkan Allah tidak akan berbicara dengannya dan tidak akan melihatnya pada hari kiamat dan mereka akan mendapatkan siksa yang pedih. Kemudian, ia berkata, ‘Rasulullah SAW mengulanginya sebanyak tiga kali.’ Abu Dzar berkata, ‘Mereka sungguh kecewa dan merugi, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang yang memanjangkan pakaiannya, yang menyebut-nyebut pemberian, dan yang menggunakan hartanya dari sumpah dusta.’” (HR Muslim)